Fakta-Fakta Terkuak Mengenai Peristiwa Kanjuruhan
Fakta-Fakta Terkuak Mengenai Peristiwa Kanjuruhan
Fakta-Fakta Terkuak Mengenai Peristiwa Kanjuruhan, Sekali lagi bangsa ini harus dirundung duka yang tiada habisnya, setelah kenaikan harga-harga telah meremas kehidupan rakyat kecil, kini harus menghadapi peristiwa yang mendalam, rakyat MPOID menjadi korban peristiwa sepak bola yang seharusnya menjadi masa penyembuhan bagi pecinta sepak bola.
Peristiwa ini menjadi sejarah kelam bagi sepak bola di Indonesia. Tentunya hal ini akan mempengaruhi reputasi Indonesia di mata dunia internasional. Ada beberapa fakta yang harus dipertanggungjawabkan untuk memperjelas siapa yang harus dimintai pertanggungjawaban.
Apa saja fakta dari peristiwa kanjuruhan?
Fakta pertama adalah kelebihan penonton dibandingkan dengan kapasitas stadion. Hal ini tentunya terkait dengan panitia yang menentukan jumlah penonton. Hal ini tentu saja harus dipertanyakan kepada panitia penyelenggara karena harus bertanggung jawab.
Fakta kedua, pihak kepolisian telah meminta agar pelaksanaannya dimajukan hingga sore hari, namun usulan tersebut tidak diindahkan PT Liga Indonesia Baru. Perlu juga dicatat bahwa PT Liga Indonesia Baru
Ketiga, polisi menggunakan gas air mata yang lebih berbahaya daripada penggunaan water cannon. Pertimbangan ini tidak diperhitungkan oleh polisi.
Fakta keempat, dilihat dari reaksi penonton yang berusaha berdesak-desakan dan diinjak-injak, pasti ada pemicu yang membuat mereka buru-buru keluar. Pemicunya, tentu saja, adalah tembakan gas air mata ke tribun penonton oleh polisi.
Penembakan gas air mata oleh polisi dinilai sudah sesuai prosedur, namun jika sesuai prosedur akan menimbulkan korban jiwa seperti ini, tentu ada kendala teknis dalam pelaksanaannya. Dan polisi dalam hal ini harus bertanggung jawab.
Namun permasalahannya adalah terlalu tergesa-gesa dan terlalu mudah dilakukan tanpa perhitungan yang matang sehingga menimbulkan banyak korban.
Fakta bahwa lima partai Arema Mania tidak memperhitungkan mobilisasi pendukung, semakin banyak pendukung yang hadir, semakin besar peluang situasi menjadi tidak terkendali.
Fakta keenam, pemukulan yang dilakukan aparat, baik polisi maupun anggota TNI terhadap pendukungnya, terlihat di berbagai platform media sosial. Ini membaik. Hanya untuk mengontrol pemukulan terlalu banyak. Karena masyarakat bisa melihat tidak ada bentrokan di mana pendukung Arema memukuli mereka.
Untuk itu, baik TNI maupun POLRI harus melakukan pembenahan. Semua pihak harus memahami kembali bahwa pertandingan sepak bola pada dasarnya adalah permainan yang harus dijadikan sarana untuk bersenang-senang dan penuh sportivitas. Menang atau kalah biasanya sesuatu yang harus ditangani dengan hati-hati.
Banyak pihak yang mempersoalkan jumlah korban MPOID sebenarnya karena sampai saat ini sepertinya sudah berubah, mulai dari 125 korban pada 2 Oktober 2022 sebagai angka yang belum dikonfirmasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, ada yang mengatakan 130, 127, hari ini. telah meningkat menjadi lebih dari 180 orang yang kebenarannya belum dikonfirmasi. Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan peristiwa berdarah ini harus bertanggung jawab.