PSSI Didesak Tingkatkan Pembinaan Pemain Muda

PSSI Didesak Tingkatkan Pembinaan Pemain Muda, Hindari Ketergantungan pada Naturalisasi

PSSI Didesak Tingkatkan Pembinaan Pemain Muda, Hindari Ketergantungan pada Naturalisasi

 

PSSI, sebagai federasi sepak bola tertinggi di Indonesia, saat ini sedang menghadapi sorotan terkait dengan pembinaan sepak bola usia muda. Banyak pihak yang menyarankan agar PSSI lebih fokus dalam mengembangkan potensi pemain muda, bukan hanya terfokus pada program naturalisasi yang belakangan ini menjadi perhatian publik. Meskipun program naturalisasi membawa dampak positif, seperti meningkatkan kualitas tim nasional, hal tersebut tidak dapat menjadi solusi jangka panjang untuk membangun fondasi sepak bola Indonesia IDCJOKER

 

Naturalisasi: Solusi Sementara atau Langkah Strategis?

Sejak tiga tahun terakhir, program naturalisasi pemain yang digalakkan oleh PSSI mendapat respons yang cukup signifikan. Salah satu pendapat yang cukup menarik datang dari Lalu Mara Satriawangsa, mantan manajer Pelita Jaya dan jurnalis olahraga senior, yang menyatakan bahwa naturalisasi bukanlah hal baru dalam dunia sepak bola Indonesia. Bahkan, dirinya mengungkapkan bahwa sejak dulu sudah ada upaya untuk merekrut pemain asing dengan proses naturalisasi, meski saat itu tidak sebesar sekarang.

 

Namun, Lalu juga menekankan bahwa meskipun euforia yang timbul dari hasil naturalisasi begitu besar, PSSI seharusnya tidak mengabaikan proses pembinaan usia muda. Program ini memang menarik perhatian publik, terutama dengan keberhasilan beberapa pemain naturalisasi yang mampu memberikan kontribusi positif bagi tim nasional. 

 

Namun, menurut Lalu, ini bukanlah jalan satu-satunya untuk memastikan sepak bola Indonesia dapat berkembang dalam jangka panjang. Dengan bergantung pada pemain naturalisasi, Indonesia mungkin akan kehilangan potensi pemain lokal yang bisa tumbuh dan berkembang melalui sistem pembinaan yang tepat.

 

Komitmen untuk Pembinaan Usia Muda yang Berkelanjutan

Pentingnya komitmen PSSI terhadap pembinaan usia muda tidak dapat diremehkan. Lalu Mara Satriawangsa menegaskan bahwa pembangunan sepak bola Indonesia harus dimulai dari bawah, dengan menumbuhkan bakat-bakat muda di tingkat grassroot. Menurutnya, pembinaan usia muda bukan hanya soal mengembangkan keterampilan teknis pemain, tetapi juga soal hati dan komitmen yang kuat dari para pengurus PSSI.

 

Sebagai pengurus PSSI, tanggung jawab utama mereka adalah menciptakan sistem yang dapat mendeteksi dan mengembangkan potensi pemain sejak usia dini. Hal ini tidak hanya penting untuk masa depan tim nasional, tetapi juga untuk perkembangan sepak bola Indonesia secara keseluruhan. Pembinaan yang matang di tingkat grassroot akan membentuk pemain dengan mentalitas dan kualitas yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mengurangi ketergantungan pada pemain naturalisasi.

 

Namun, Lalu juga mengingatkan bahwa pengurus PSSI harus memiliki komitmen jangka panjang, mengingat pergantian kepengurusan yang bisa terjadi setiap empat tahun. Untuk itu, menurutnya, komitmen terhadap pembinaan usia muda harus menjadi prioritas utama, yang tidak boleh terpengaruh oleh dinamika politik organisasi atau tren sementara.

 

Pentingnya Akses dan Kerja Sama dengan Pihak Internasional

Satu hal yang patut diapresiasi dari kepemimpinan Erick Thohir di PSSI adalah hubungan yang kuat dengan FIFA dan pengalamannya di level internasional. Lalu Mara Satriawangsa mengungkapkan bahwa rekam jejak Erick yang baik sebagai Presiden Inter Milan, ditambah dengan koneksi internasional yang dimilikinya, dapat membawa dampak positif bagi perkembangan sepak bola Indonesia. 

 

Dengan akses tersebut, PSSI seharusnya dapat lebih mudah menjalin kerja sama dengan federasi sepak bola internasional serta mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk membenahi sistem pembinaan usia muda.

 

Namun, Lalu juga mengingatkan agar Erick Thohir dan pengurus PSSI lainnya tidak hanya fokus pada hubungan internasional, tetapi juga memastikan bahwa komitmen terhadap pembinaan usia muda tetap menjadi prioritas. Dengan dukungan jaringan internasional yang kuat, masalah pembinaan usia muda, yang seringkali terkendala masalah finansial dan fasilitas, bisa lebih mudah diatasi.

 

PSSI Didesak PSSI memiliki tanggung jawab besar untuk mengembangkan sepak bola Indonesia, terutama dengan memastikan bahwa pembinaan usia muda berjalan dengan baik. Program naturalisasi memang membawa manfaat, namun tidak bisa menjadi satu-satunya solusi. PSSI harus memastikan bahwa proses pembinaan grassroot tetap menjadi prioritas utama. 

 

PSSI Didesak Dengan komitmen yang kuat dan akses internasional yang dimiliki oleh pengurus seperti Erick Thohir, pembinaan usia muda di Indonesia seharusnya dapat berkembang lebih pesat, menghasilkan pemain berkualitas yang dapat membawa sepak bola Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *